RSS

Opinion Shopping

Perusahaan biasanya menggunakan pergantian auditor (auditor switching) untuk menghindari penerimaan opini going concern dalam dua cara (Teoh, 1992).

Pertama, jika auditor bekerja pada perusahaan tertentu, perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor.

Kedua, bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik (auditor) yang cenderung memberikan opini going concern, atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini going concern. Argumen ini disebut opinion shopping.

Tujuan pelaporan dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan. Opinion shopping menyebabkan dampak negatif.

Sumber: AUEP10, SNA X, 2007

Kualitas Audit

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen.

Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. (Li Dang et al, 2004) O’Keefe (1994) berpendapat bahwa auditor industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS.

Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan pengembangan keahlian lebih daripada auditor pada umumnya. Tambahan keahlian ini akan menghasilkan return positif dalam fee audit. Sehingga, para peneliti memiliki hipotesis bahwa auditor dengan konsentrasi tinggi dalam industri tertentu akan memberikan kualitas yang lebih tinggi (Deis and Giroux, 1992 dalam Wooten 2003).

Sumeber: AUEP10, SNA X, 2007

Debt Default

Dalam PSA 30, indikator going concern yang banyak digunakan auditor dalam memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi kewajiban hutangnya (default). Debt default didefinisikan sebagai kegagalan debitor (perusahaan) untuk membayar hutang pokok dan/ atau bunganya pada waktu jatuh tempo (Chen dan Church, 1992).

Manfaat status default hutang sebelumnya telah diteliti oleh Chen dan Church (1992) yang menemukan hubungan yang kuat status default terhadap opini going concern. Semenjak auditor lebih cenderung disalahkan karena tidak berhasil mengeluarkan opini going concern setelah peristiwa-peristiwa yang menyarankan bahwa opini seperti itu mungkin telah sesuai, biaya kegagalan untuk mengeluarkan opini going concern ketika perusahaan dalam keadaan default, tinggi sekali. Karenanya, diharapkan status default dapat meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan laporan going concern.

Sumber: AUEP10, SNA X, 2007

Opini Going Concern

Going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan (Gray & Manson, 2000). Adalah tanggung jawab utama director untuk menentukan kelayakan dari persiapan laporan keuangan menggunakan dasar going concern dan tanggung jawab auditor untuk meyakinkan dirinya bahwa penggunaan dasar going concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan (Setiawan, 2006).

Menurut Altman dan McGough (1974)masalah going concern terbagi dua, yaitu:
masalah keuangan yang meliputi kekurangan (defisiensi) likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. Audit report dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Lenard dkk, 1998).

Sumber: AUEP-10, SNA X, 2007

Audit Pemasaran

Pengertian Audit Pemasaran

Menurut Shuchman :
Suatu penelaahan yang sistematis, teoritical, dan tidak memihak dari operasi pemasaran total.

Menurut Kotler :
Suatu pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan periodik/berkala dari suatu perusahaan –atau unit usaha- lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas dengan maksud untuk menentukan area masalah dan peluang serta merekomendasikan suatu rencana tindakan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.


Manfaat potensial dari audit pemasaran

1. Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal
2. Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas-aktivitas sekarang
3. Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang.

Audit pemasaran penting karena ketika hal-hal mulai berjalan tidak mulus dalam suatu perusahaan, seperti penjualan menurun, margin yang menurun, kehilangan pangsa pasar, kepastian produksi yang kurang dimanfaatkan, dsb.


Bentuk audit

1. Audit eksternal
Berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan,
dimulai dengan suatu pengujian informasi atas ekonomi umum dan
kemudian berpindah pada pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari
pasar yang dilayani oleh perusahaan.

2. Audit internal
Berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan yang bertujuan untuk
menilai sumber daya organisasi bagaimana mereka berhubungan dengan
lingkungan dan berhadapan dengan sumber daya dari pesaing.

Menurut Richard M.S. Wilson :
Struktur audit pemasaran terdiri dari 3 langkah diagnostik utama, yang mencakup penelaahan dari :
1. Lingkungan organisasi (peluang dan ancaman)
2. Sistem pemasarannya
3. Aktivitas pemasaran

AUDIT LINGKUNGAN

Menurut A.H. Millichamp :
Suatu penilaian yang sistematis, didokumentasikan, berkala, dan obyektif bagaimana organisasi, manajemen, dan semua aktiva memiliki kontribusi untuk mengamankan lingkungan dengan melakukan pengendalian manajemen terhadap lingkungan termasuk memenuhi persyaratan dan standar-2 yang berlaku.

Beberapa catatan dari definisi diatas, :
1. Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga
digunakan sbg alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang
berhubungan dalam menilai kinerja lingkungan.
2. Audit lingkungan harus sistematis (bukan semarangan), didokumentasikan,
berkala (bukan hanya sekali), dan obyektif (tidak menutupi kesalahan).
3. Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.
4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan
lingkungan.
5. Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.
6. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang
berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar
yang sesuai menurut pandangan manajemen.

Audit lingkungan menyatakan secara tidak langsung gagasan berikut :
1. Sekumpulan pengaturan lingkungan yang direncanakan dan prosedur-2, yaitu
perusahaan dan semua manajemen serta stafnya menyadarinya.
2. Termasuk persyaratan legal dan juga tujuan manajemen.
3. Suatu penilaian apakah pengaturan yang direncanakan secara efektif
dimplementasikan dan apakah mereka cocok untuk memenuhi kebijakan
lingkungan perusahaan.



Menurut Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :
1. Ketaatan terhadap peraturan
2. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva, dan
3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

Menurut The International Chamber of Commerce :
Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.

Apabila beroperasi secara efektif, suatu sistem manajemen lingkungan korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu :
1. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan
2. Kebijakan & prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi
3. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan
berada dibawah pengendalian
4. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan
masa depan suber daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi yang saling berkaitan :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Menuntuk & mengarahkan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengendalikan & menelaah


Penyebab dari kondisi industri yang berisiko adalah :
1. Orang yang tidak memahami peraturan dan prosedur secara baik, sehingga
tidak memperhatikan setiap detil pekerjaan.
2. fasilitas fisik yang tidak memadai.
3. Sistem manajemen yang terbatas
4. Prosedur yang tidak memadai, tidak sesuai atau kuno.
5. Kekuatan eksternal, seperti gempa bumi, angin topan/badai, kerusuhan /
huru-hara, dan sabotase
6. Tekanan internal yang bersaing (memperoleh laba sebanyak-banyaknya

Mengapa audit lingkungan dilakukan ?
 Keinginan dewan direksi atau CEO untuk mendapatkan kepastian bahwa
perusahaan bertanggung jawab dan secara memadai menangani tanggung jawab
lingkungannya.
 Inisiatif manajemen tingkat yang lebih rendah atau menengah untuk
memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan yang ada dan mengejar apa
yang perusahaan lain sedang lakukan.
 Kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.
 Tanggapan terhadap suatu keinginan untuk mengantisipasi dan menghadapi
masalah potensial.



Manfaat audit lingkungan :
1. Meningkatkan efektivitas manajemen
2. Perasaan dari kesenangan atau keamanan yang meningkat

Siapa yang menerima manfaat dari audit lingkungan?
1. Entitas korporat (reputasi perusahaan diperbaiki)
2. Individual

AUDIT PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK (PDE)

Dampak perkembangan teknologi komputer terhadap profesi akuntan :

1. Auditor perlu mengetahui dan mengerti teknologi baru tersebut. Jadi
hari-2 bagi auditor yang tidak menguasai komputer telah berlalu.
2. Apabila perusahaan menggunakan sistem EDP yang rumit, auditor harus
memiliki pengetahuan teknis yang baik tentang sistem auditnya.


Pengertian tentang EDP Audit / Computer Auditing / Computer-Based Auditing.


1. Menurut Ron Weber :
EDP Auditing adalah proses mengumpulkan dan menilai bukti untuk
menentukan apakah sistem computer mampu mengamankan harta, memelihara
kebenaran data, mampu mencapai tujuan organisasi perusahaan secara
efektif, dan menggunakan aktiva perusahaan secara hemat.

2. Menurut Gallegos, Richardson dan Borthick :

Computer Auditing adalah evaluasi atas sistem informasi computer,
penggunaan, dan operasi untuk meyakinkan integritas atas informasi unit
usaha. Evaluasi tersebut termasuk penilaian atas efisiensi, efektivitas
dan ekonomisasi penggunaan komputer.


Metode-2 Audit EDP :

1. Auditing around the Computer

Yaitu suatu pendekatan audit dengan memperlakukan komputer sebagai ”kotak
hitam”. Teknik ini tidak menguji langkah-2 proses secara langsung, cara
ini hanya berfokus pada masukan dan keluaran dari sistem komputer.

2. Auditing through the Computer

Adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada komputer ”dengan membuka
kotak hitam” dan secara langsung berfokus pada operasi pemrosesan dalam
sistem komputer. Cara ini menggunakan asumsi bahwa apabila sistem
pemrosesan ditemukan pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan
penyalahgunaan tampaknya tidak akan terlewat untuk dideteksi. Sehingga
keluarannya dapat diterima.

3. Auditing with the Computer

Adalah audit yang menggunakan komputer sendiri (audit software) untuk
membantu melaksanakan langkah-2 audit, yaitu dalam pengujian substantif
(menguji saldo-2 perkiraan laporan keuangan).


Perbedaan audit Manual VS Sistem EDP

1. Visibility
 Auditor tidak mampu melihat formulir transaksi yang diproses
menggunakan computer.
 Auditor tidak dapat melihat bagaimana computer memproses transaksi,
melakukan perhitungan, pemindahbukuan, dll. Dan buktinyapun tidak dapat
dilihat.
 Komputer dapat memproses suatu transaksi secara serentak untuk
memenuhi beberapa tujuan.

2. Sarana dan Fasilitas
Sistem komputer yang besar memerlukan sistem, ruang, peralatan,
perawatan dan fasilitas yang khusus.

3. Personalia
Sistem computer memerlukan perangkat keras, perangkat lunak, pegawai
yang ahli dan terlatih di bidangnya.

4. Pemisahan Tugas
Untuk mencapai tujuan pengendalian, biasanya dicapai melalui pemisahan
fungsi pengumpulan dan pemrosesan data seperti dalam sistem manual.

5. Kemungkinan terjadinya kesalahan & kecurangan
Menurunnya keterlibatan manusia dalam penanganan transaksi yang diproses
oleh computer dapat mengurangi kemungkinan untuk mengamati kesalahan &
kecurangan. Kesalahan & kecurangan yang terjadi selama perancangan
ataupun pengubahan program aplikasi dapat tetap tidak terdeteksi untuk
jangka waktu yang lama.

6. Kemungkinan meningkatnya supervisi manajemen

7. Pelaksanaan Transaksi Kemudian dengan computer


Sistem Pegendalian Intern dalam EDP

Tujuan SPI dalam EDP adalah :
1. Untuk melindungi harta perusahaan
2. Mengecek kecermatan dan keandalan data akuntansi
3. Meningkatkan efisiensi usaha
4. Mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan

Pengendalian Intern dibagi menjadi dua :
1. Pengendalian administratif, meliputi :
Renana organisasi, metode dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi
operasi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah
digariskan.

2. Pengendalian akuntansi, meliputi :
Organisasi, semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan
pengamanan harta kekayaan, serta dapat dipercayainya catatan keuangan.

Pengendalian akuntansi tambahan, telah dispesifikasikan pada waktu suatu komputer digunakan untuk memproses data akuntansi.

Pengendalian ini adalah :
1. Pengendalian umum
2. Pengendalian aplikasi

Pengendalian umum termasuk :
1. Rencana organisasi dan operasi aktivitas EDP
2. Prosedur untuk mendokumentasikan, meminjam, menguji, dan menyetujui sistem
atau program dan perubahan ybs.
3. Pengendalian yang dibangun dalam peralatan oleh pabrikan
4. Pengendalian atas akses peralatan dan berkas data
5. Data lain dan pengendalian prosedural yang mempengaruhi operasi PDE
secara keseluruhan.

Pengendalian aplikasi termasuk :
1. Pengendalian masukan
2. Pengendalian pemrosesan
3. Pengendalian keluaran


Risiko Audit :
1. Risiko Inherent, adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan
kesalahan material yang dikandung oleh laporan keuangan yang diaudit

2. Risiko pengendalian, adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan
kesalahan yang berasal dari ketidakmampuan sistem intern untuk
menemukan, menghindarkan kesalahan secara dini.

3. Risiko deteksi, adalah risiko yang berasal dari adanya kemungkinan
auditor tidak menemukan kesalahan material sewaktu melakukan audit.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor komputer :
1. Computer system, operations dan software
2. CIS techniques
3. Management concept & practices
4. Security of the CIS functions
5. Assesment of Risk and Threats
6. Auditing Concepts and Practices
7. Additional Qualifications